MADIUN, lintasM – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dungus mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap serangan jantung (heart attack) yang dapat menyerang kapan saja, di mana saja, dan pada siapa saja.
“Serangan jantung merupakan kondisi gawat darurat medis akibat sumbatan total pada arteri koroner sehingga aliran darah ke otot jantung terhenti,” jelas Dokter Umum RSUD Dungus, dr. Dewi Itika Basuki, dalam kegiatan Penyuluhan Serangan Jantung di ruang tunggu Instalasi Rawat Jalan (Irja) RSUD Dungus, Senin (25/8/2025).
Gejala Serangan Jantung yang Harus Diwaspadai
dr. Itika menegaskan, ada beberapa tanda peringatan serangan jantung yang sering muncul, di antaranya:
Nyeri dada yang terasa menekan atau seperti tertimpa beban berat.
Nyeri menjalar ke lengan, leher, rahang, atau punggung.
Sesak napas.
Keringat dingin, mual, atau pusing.
“Faktor risiko serangan jantung terbagi menjadi dua, yaitu yang tidak dapat diubah dan yang dapat diubah,” terangnya.
Baca juga: Pemkab Madiun Perkuat Lumbung Desa, Cadangan Pangan Tersimpan Capai 130 Ton
Faktor risiko tidak dapat diubah: jenis kelamin, usia, riwayat keluarga, dan androgenik alopesia.
Faktor risiko dapat diubah: merokok, dislipidemia, diabetes mellitus, hipertensi, obesitas, kurang aktivitas fisik, kebersihan mulut buruk, penyakit pembuluh darah perifer, hipertiroid, dan anemia.

Pola Hidup Sehat dengan CERDIK dan SEHATI
Untuk mencegah serangan jantung, dr. Itika mengajak masyarakat menerapkan pola hidup sehat melalui dua pendekatan utama:
CERDIK:
Cek kesehatan berkala
Enyahkan asap rokok
Rajin olahraga
Diet sehat dan gizi seimbang
Istirahat cukup
Kendalikan stres
SEHATI:
Seimbang gizi
Enyahkan rokok
Hindari stres
Awasi tekanan darah
Teratur berolahraga
Istirahat cukup

Tindakan Darurat Saat Serangan Jantung
dr. Itika juga membagikan lima langkah darurat yang harus dilakukan jika menemukan pasien dengan serangan jantung:
Jangan panik, segera minta bantuan orang lain dan hubungi tim medis.
Bawa ke IGD RS terdekat, longgarkan pakaian pasien selama perjalanan.
Berikan obat pertolongan pertama jika tersedia dan pasien sadar, seperti aspirin atau isosorbid dinitrat.
Jangan biarkan pasien sendirian.
Lakukan pijat jantung (CPR) jika pasien tidak bernapas dan tidak ada denyut nadi.
“Cintai jantungmu, cintai kehidupanmu. Dengan mengenali gejala, mengendalikan faktor risiko, dan melakukan pertolongan pertama yang tepat, nyawa bisa diselamatkan,” pungkasnya.(*red/rsud_dungus)
















