PONOROGO, lintasM– Semangat gotong royong kembali digaungkan Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, melalui gerakan kerja bakti massal di Alun-Alun Ponorogo pada Jumat (29/8/2025). Kegiatan bersih-bersih yang melibatkan seluruh dinas di lingkungan Pemkab Ponorogo itu menjadi simbol kepedulian bersama terhadap kebersihan dan keindahan kota.
“Kebersihan tidak boleh berhenti hanya di alun-alun. Gerakan ini harus diteruskan ke titik-titik strategis lain di Ponorogo,” tegas Bupati yang akrab disapa Kang Giri di hadapan peserta kerja bakti.
Ajak PKL Ikut Gotong Royong
Kang Giri menekankan pentingnya peran pedagang kaki lima (PKL) yang sehari-hari beraktivitas di kawasan alun-alun. Menurutnya, mereka tidak boleh hanya menjadi penonton saat ada kerja bakti, melainkan turut serta menjaga kebersihan.
“Kalau PKL tidak ikut terlibat, semangat gotong royong tidak akan utuh. Mereka juga punya tanggung jawab menjaga tempat mencari nafkah,” ujarnya.
Terminal Seloaji Jadi Sasaran Berikutnya
Dalam kesempatan itu, Kang Giri juga menyoroti kondisi Terminal Seloaji yang dinilainya masih terlihat kumuh. Ia berencana menjadikan terminal tipe A tersebut sebagai lokasi kerja bakti berikutnya.
“Terminal itu wajah pertama Ponorogo yang dilihat pendatang dari luar kota. Jangan sampai memalukan. Setiap sudut kota harus terlihat bersih,” tegasnya.
Contoh Pengelolaan Sampah Mandiri
Bupati dua periode itu mencontohkan inisiatif kecil yang sudah dijalankan di Pringgitan, rumah dinas bupati. Di sana, sampah organik diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik dipilah sejak awal.
“Langkah sederhana ini bisa ditiru oleh rumah tangga, dinas, sekolah, hingga pabrik. Mengelola sampah dari sumbernya adalah kunci menjaga lingkungan,” jelas Kang Giri.
Budaya Gugur Gunung untuk Ponorogo Bersih
Menurutnya, kerja bakti atau dalam istilah lokal disebut gugur gunung, bukan sekadar menyapu jalanan dan mengumpulkan sampah. Lebih dari itu, gerakan ini merupakan simbol kebersamaan untuk mewujudkan Ponorogo yang bersih, indah, dan sehat.
“Kita mulai dari diri sendiri, rumah tangga, RT, RW, hingga kantor masing-masing. Jangan tinggalkan perlengkapan jualan sembarangan karena bisa merusak estetika kota,” pesan Kang Giri kepada PKL.(red/kom)
















