NGAWI, lintas– Komitmen dunia industri terhadap penguatan pendidikan vokasi kembali dibuktikan oleh PT Chemco Harapan Nusantara, perusahaan manufaktur komponen otomotif yang berfokus pada keberlanjutan dan inovasi teknologi.
Langkah ini menjadi wujud nyata penerapan konsep link and match antara sekolah kejuruan dengan dunia industri.
Bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Ngawi, PT Chemco membuka kesempatan bagi pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk belajar langsung di lingkungan industri modern melalui program magang dan pelatihan berbasis praktik.
Kolaborasi Strategis Hadapi Tantangan Industri Masa Depan
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono menyambut positif kerja sama tersebut. Ia menyebut kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri ini sebagai langkah progresif menghadapi tantangan industri masa depan, sekaligus mencetak talenta muda yang inovatif dan siap menjadi penggerak ekonomi daerah.
“Lulusan SMK harus memiliki soft skill, kemandirian, dan kreativitas agar mampu mendorong inovasi berkelanjutan. Dunia industri kini menuntut adaptasi terhadap teknologi modern,” ujar Ony.
Melalui kemitraan ini, PT Chemco Harapan Nusantara akan menyediakan program magang intensif bagi pelajar SMK agar mengenal langsung proses produksi komponen otomotif berbasis keberlanjutan.
Peserta magang yang menunjukkan kinerja unggul berpeluang direkrut menjadi tenaga kerja tetap di perusahaan.
Ngawi Siap Sambut 17 Perusahaan Multinasional di 2026
Selain itu, Ony juga mendorong kepala sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum pembelajaran berbasis manajemen industri dan teknologi digital, seperti programming dan otomasi, agar lulusan SMK memiliki daya saing global.
“Tahun 2026 nanti, Ngawi akan menerima 17 perusahaan multinasional yang mampu menyerap hingga 37 ribu tenaga kerja di bidang garmen, logistik, dan manajemen industri,” ungkapnya.
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Penguatan Ekosistem Vokasi
Kerja sama antara pemerintah daerah dan industri ini diharapkan dapat memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat Ngawi, menumbuhkan iklim ekonomi daerah yang kompetitif, serta memperkuat ekosistem pendidikan vokasi di Indonesia.
Dukungan terhadap inisiatif ini juga datang dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Direktorat Vokasi, serta sejumlah mitra industri lainnya. Mereka menilai sinergi pendidikan vokasi dengan dunia usaha menjadi kunci peningkatan daya saing tenaga kerja nasional di masa depan.(red)
















