PONOROGO, lintasM – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 semakin meneguhkan Ponorogo sebagai Kota Santri. Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) resmi memilih Ponorogo sebagai lokasi peluncuran GAM Media Network, jaringan media pesantren se-Indonesia. Bersamaan dengan itu, Halaqoh Nasional juga akan digelar di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak.
Sekretaris Jenderal JKSN, KH Zahrul Azhar Asumta atau yang akrab disapa Gus Hans, menegaskan bahwa penunjukan Ponorogo memiliki alasan historis yang kuat. Menurutnya, cikal bakal pesantren di Indonesia berawal dari Pesantren Gebang Tinatar di Desa Tegalsari, Jetis, Ponorogo, yang berdiri sejak abad ke-17. Dari pesantren inilah lahir banyak ulama besar yang kemudian mendirikan pesantren di berbagai daerah Nusantara.
“Ini bagian dari roadmap untuk memperkuat posisi pesantren, baik di tingkat nasional maupun internasional, termasuk menuju pengakuan UNESCO,” kata Gus Hans, Senin (29/9/2025).
Ia menambahkan, pondok pesantren telah berperan sebagai pusat pendidikan sekaligus pengembangan kebudayaan jauh sebelum Indonesia merdeka. Pesantren juga telah membentuk peradaban di Ponorogo selama berabad-abad.
“Hubungan pesantren dengan budaya di Ponorogo sudah terbentuk sejak lebih dari 300 tahun lalu. Ini menunjukkan pesantren memiliki peran penting dalam membangun karakter bangsa,” tegasnya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Tremas Pacitan, KH Luqman Haris Dimyathi, menyebut Ponorogo menyimpan sejarah panjang peradaban pesantren. Oleh karena itu, Ponorogo dinilai sangat layak menjadi tuan rumah launching GAM Media Network dan Halaqoh Nasional dalam rangkaian HSN 2025.
“Ponorogo memiliki jejaring pesantren tua yang berkontribusi besar dalam perjalanan sejarah Nusantara,” ujarnya.
Sebelum agenda HSN 2025 digelar, Gus Hans bersama Gus Luqman telah menemui Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan Wabup Lisdyarita. Dalam pertemuan itu, Kang Giri –sapaan Bupati Sugiri– menegaskan bahwa keberadaan pesantren memiliki nilai istimewa dalam membangun karakter generasi muda.
“Gerakan Ayo Mondok ini sangat positif. Pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menanamkan karakter melalui keteladanan para kiai. Hal ini jarang ditemukan di belahan dunia manapun,” ungkap Kang Giri.
Dengan peluncuran GAM Media Network dan Halaqoh Nasional, Ponorogo diharapkan semakin mantap sebagai Kota Santri serta menjadi pusat peradaban pesantren di Indonesia.(red)
















