Ponorogo, lintasM – Upaya pelestarian Reog Ponorogo memasuki babak baru melalui pendekatan berbasis ekosistem kebudayaan. Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI (BPKW XI) Kementerian Kebudayaan menggandeng berbagai pemangku kepentingan untuk menyusun kajian awal ekosistem Reog. Forum diskusi terbatas itu digelar bersama pemerintah daerah, akademisi, dan pelaku budaya di Auditorium Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Selasa (23/9/2025).
Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Dunia
Kepala BPKW XI, Endah Budi Heryani, menegaskan bahwa pendekatan ekosistem menjadi landasan penting dalam pemajuan kebudayaan sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017. Ekosistem kebudayaan mencakup interaksi pelaku, lingkungan, objek budaya, serta masyarakat yang terlibat.
“Reog Ponorogo telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Tentu ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menjaganya. Kajian ekosistem ini disusun sebagai langkah awal memetakan dan menganalisis unsur-unsur pembentuk Reog Ponorogo secara kontekstual,” jelas Endah.
Ia berharap kajian tersebut menjadi acuan strategis bagi pemerintah daerah, komunitas budaya, maupun akademisi dalam merumuskan kebijakan pelestarian yang menyeluruh, termasuk upaya regenerasi pelaku budaya.
Reog Sebagai Identitas dan Penggerak Ekonomi
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menyambut positif inisiatif kajian ekosistem Reog. Menurutnya, Reog tidak hanya berperan sebagai identitas budaya, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.
“Pertumbuhan ekonomi Ponorogo pernah mencapai 6,7 persen, salah satunya berkat event budaya seperti pertunjukan Reog dan turunannya,” ungkap Kang Giri, sapaan akrab Bupati Sugiri.
Ia menambahkan, setiap gelaran budaya mampu menggerakkan sektor perdagangan, jasa, hingga ekonomi kreatif. Karena itu, kajian ekosistem Reog tidak sekadar membahas pelestarian, tetapi juga mengoptimalkan potensinya sebagai kekuatan ekonomi daerah.
Tiga Pilar Strategi Pelestarian Reog
Dalam forum tersebut, Kang Giri menekankan pentingnya tiga hal dalam membangun ekosistem Reog Ponorogo:
Pemetaan komprehensif terhadap potensi dan tantangan Reog.
Komitmen bersama dari seluruh pemangku kepentingan.
Strategi pelestarian aplikatif yang bisa diterapkan dalam jangka panjang.
Diskusi ini menjadi langkah awal menuju analisis ekosistem Reog Ponorogo yang lebih mendalam. Selanjutnya, tim kajian akan melakukan survei lapangan, sebelum hasil akhirnya dijadikan rujukan kebijakan pelestarian budaya yang terukur, berkelanjutan, dan berpihak pada masyarakat.(red)
















